Pengertian pandangan
Hidup
Pandangan Hidup merupakan
suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani.
Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau
negara. Semua manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup sendiri – sendiri
dan kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tak sedikit pula
orang yang mempunyai pandangan hidup yang sangat bertentangan dengan pandangan
hidup orang yang lainnya, itulah yang sering memicu perdebatan diantara umat
manusia dalam kehidupan sehari hari.
Seperti yang kita lihat sekarang ini,
meskipun pimpinan gembong teroris sudah banyak yang tertangkap tetapi terorisme
masih terus terjadi. Hal tersebut dikarenakan bahwa ajaran yang mereka ajarkan
masih belum mati dan terus berjalan sehingga siapa saja bisa menerukan ajaran
tersebut meskipun sang pemimpin telah tiada, karena mereka bisa membentuk kader
– kader pemimpin baru.
Untuk masalah tersebut hal yang harus
dibenahi sebeneranya adalah pandangan hidup pada pribadi masing masing orang
tersebut. Kalau yaang dibasmi adalah pemimpinnya itu belum bisa menuntaskan
permasalahan karena pengikutnya masih banyak dan hal itu sulit untuk ditelusuri
satu persatu. Kalau pandangan hidup mereka sudah kembali ke jalan yang benar,
tidak perlu lagi diperintah pun mereka akan menghentikan aksi aksi yang mereka
jalankan sekarang ini dengan kesadaran probabadi.
Pengertian Cita – Cita
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
cita-cita adalah keinginan atau kehendak yang selalu ada di dalam pikiran atau
sebuah tujuan sempurna (yang akan dicapai atau dilaksanakan) dimana untuk
mewujudkannya, kepentingan pribadi harus dikesampingkan.
Banyak orang yang mengganggap mimpi atau
impian itu sama dengan khayalan atau angan-angan tetapi sebenarnya serupa tapi
tak sama. Mimpi atau impian itu lebih ke arah sesuatu yang dapat digapai
sedangkan khayalan atau lamunan itu lebih ke arah keinginan yang tidak dapat
direalisasikan.
Dari kecil kita pasti dinasehati oleh
orangtua, guru ataupun buku untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit.
Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup
kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan
yang lebih baik di dunia.
Cita-cita yang baik adalah cita-cita
yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang
lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat
mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.
Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan
terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika
tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter.
Ketika dia tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb
kedokteran dia stress, dan seterunya.
Tidak semua orang bisa menentukan
cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk
menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang
berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa
mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi
hidup seperti laskar pelangi.
Tapi jangan lupa dengan cita-cita
setelah kita mati nanti yaitu masuk surga. Masuk surga pun harus kita
perjuangkan selama kita hidup di dunia karena hidup kita pada dasarnya adalah
untuk ibadah dan merupakan ujian Tuhan kepada kita. Kita mati tidak membawa
apa-apa selain amal ibadah kita.
Hidup akan berguna jika kita lebih
banyak memberi dan sedikit menerima. Banyak berbuat kebaikan dan melawan
kejahatan jauh lebih membanggakan daripada hidup jadi penjahat dan mengejar
kenikmatan dunia / hedonisme. Manusia tidak akan puas dengan harta, oleh karena
itu hiduplah sederhana dan banyak memberi. Dengan begitu kelak di akhirat kita
bisa tersenyum bangga atas kemenangan kita selama hidup di dunia.
Pengertian Kebajikan
Prinsip bahwa kebajikan merupakan suatu
pengetahuan adalah bahwa untuk mengatahui kebaikan adalah dengan melakukan
kebaikan. kejahatan, kekeliruan atau semacanya muncul karena kurangnya
pengetahuan, ketidakacuhan, dan ketiadaan lainnya. jika mengetahui kebaikan
adalah dengan melakukan kebaikan, maka kekeliruan hanya datang dari kegagalan
untuk mengetahui apa yang baik. “Tak ada orang yang melakukan kejahatan secara
sukarela”, kalau mengetahui kebaikan tentang sesuatu (dalam hal apapun itu),
seseorang tak mungkin bermaksud memilih kejahatan.
Mungkin kita sering mendengar orang
berkata “saya bertindak berlawanan dengan penilaianku yang lebih baik”, atau
“saya benar-benar lebih tahu?”. mungkin hal ini konyol, karena jika kita
benar-benar lebih tahu, jikan kita bear-benar lebih paham tentang hal yang lebih
baik untuk dilakukan maka kita pasti akan melakukannya. jika kita benar-benar
memiliki penilaian yang lebih baik dari yang kita gunakan, maka kita pasati
bertindak berdasarkan penilaian tersebut, dan bukannya berlawanan. ketkan
seseorang melakukan tindak kejahatan atau kekliruan, pastilah itu didasarkan
pada pemikiran bahwa tindakan itu akan ada eksesnya, ada keuntungannya. seorang
pencuri tahu bahwa mencuri itu adalah salah, tapi dia mencuri cincin berlian
karena dia meyakini bahwa hal itu akan memikat perempuan, atau akan membuat dia
kaya sebagai keuntungannya. begitu pula orang-orang yang menghabiskan hidupmya
demi mengejar kekuasaan, gengsi atau kekayaan. mereka melakukannya karena
berpikir bahwa salah satu dari tindakan itu akan membawa kebahagiaan bagi
mereka.
Seseorang harus tahu sifat alamiah
manusia, supaya mengerti apa yang baik bagi manusia dan apa yang akan bisa
membawa kebahagiaan, serta supaya mengerti bagaimana hidup dan apa yang harus
dikejar untuk diraih. tanpa memperhatikan ini, tak akan pernah tahu apa yang
baik bagi manusia dalam sebuah kehidupan, mengejar demi mencapai sesuatu namun
tak pernah mendapatkan kebahagiaan, kehidupan seperti bisa dikatakan “kehidupan
yang tak teruji, sedangkan kehidupan yang tak teruji tidak layak disebut hidup”
(Socrates : Seri Petualangan Filsafat).
Usaha/perjuangan
Usaha /perjuangan adalah kerja keras
untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu
maupun denan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada
dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk bekerja
keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas timbul
perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya.
Ketika suatu tujuan telah ditetapkan dan
ingin dicapai maka langkah berikutnya harus disertai dengan implementasi.
Disetiap proses perjuangan selalu membutuhkan implementasi nyata. Hasil nyata
akan terwujud apabila kita bisa menjaga proses implementasi dengan baik dan
benar. Hasil yang mampu dicapai merupakan wujud dari sebuah perjuangan.
Perjuangan tidak selalu identik dengan
lamanya kita melakukan proses implementasi untuk mewujudkan keinginan kita.
Bisa jadi seseorang membutuhkan perjuangan yang lebih singkat dengan sedikit
sumber daya yang dibutuhkan, sedangkan individu lainnya justru
sebaliknya.Kesiapan, ketersediaan dan kualitas sumber daya, strategi, situasi
dan tingkat kesulitan yang dihadapi, serta dukungan dari lingkungan eksternal
amat menentukan seberapa besar dan lamanya sebuah perjuangan harus dilakukan.
Pengertian
Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan adalah suatu sikap yang
ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya
telah mencapai kebenaran. keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan
seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran.
Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat
tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap
suatu premis benar.
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar
pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun
Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu:
1.
Aliran naturalisme;
hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak
percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan
spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada
2.
Aliran intelektualisme;
dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal
manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun
bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan
piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan
teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai kebajikan yang maksimal,
walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan akal. Apabila
aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu
bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran
yang diterima akal.Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin
bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi).
Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan
bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah lakudan perbuatannya itu
bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap
individu. Karena itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi) dapat
menguasai individu yang berpikir rendah (bodoh)
3.
Aliran gabungan.
Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya
kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu.
Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai
rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat
diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan
hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan
lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomorduakan,
kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika
berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika
berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme. Apabila
dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari
keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika berpikir maupun
sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun
secara kolektif panangan hidup ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang
dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh
hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Langkah-langkah
Berpandangan Hidup yang Baik
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan
hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil dalam
kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah
memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita
dengan baik pula. Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni:
§
Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi
manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam
jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa
setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan
bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada
sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
§
Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup
yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap
pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada
Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti
apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagai yang
berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an,
Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di
dunia maupun di akhirat.
§
Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti
pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati
pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai
kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
§
Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan
validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan
maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan
hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk
cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan
hidupnya.
§
Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang
penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka
kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat
dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di
masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar